Omong Kosong Dalam Tong Kosong

Ketika berbicara mengenai 'merdeka' banyak sekali yang perlu dipertanyakan. Merdeka yang seperti apa? Yang bagaimana? Jalan seperti apa? Untuk apa? Apa? Apa? Lalu apa?

Membela rakyat? Membela yang bagaimana? Sebagai jalan penengah? Tapi, itu omong kosong bagiku. Ketika mereka dengan bangga masuk didalam suatu organisasi dan mereka berkata "aku untuk rakyat" namun, ketika mereka dapat memenuhi ambisinya dan berada dipuncak, apalagi dipercaya untuk memegang kendali dalam suatu kehidupan yang lebih besar. Kata-kata yang dulu diucapkan hanya sebagai angin lalu. Mengapa? Ya karena mereka terlalu nyaman ditempat tidur. Hidup itu uang! Seperti kata-kata yang sering kita dengar "time is money' ingin mengelak? Bodoh! Saat ini uang adalah segalanya jadi, orang yang berkata "saya untuk rakyat bukan karena uang" hanya omong kosong! 

Apalagi, ditambah banyaknya para pejabat atau para penggerak layar kotak modern membuatkan acara yang membahas mengenai kehidupan rakyat. Hahaha bagiku ini suatu lelucon, tidak punya malu, untuk apa? Rakyat tidak membutuhkan pembicaraan yang kalian bahas. Aku masih teringat salah satu pembicara wanita yang berkata kurang lebih seperti ini, "Kalian itu digaji oleh rakyat! Apa kalian tidak malu berbicara seperti ini, hanya menggembar-gemborkan seperti ini! Saya sangat malu, come on rubah cara berpikir kalian." Lalu apa yang terjadi, mereka hanya bertepuk tangan dan diam. Sama, rakyat juga seperti itu mereka hanya bisa bertepuk tangan ketika kalian berbicara mengenai rakyat. Dan rakyat tidak bodoh mereka tidak diam, mereka terus bekerja. Hanya saja mereka tidak tahu harus kemana untuk memerdekakan diri mereka.

Yang aku tahu masalah rakyat adalah 'ekonomi' karena dengan ekonomi yang layak maka mereka dapat memenuhi pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan masalah yang lain. Mereka tidak butuh orang pintar yang pandai bicara tapi, ketika rakyat meminta mereka banyak alasan ; harus buat proposal dulu, survei dulu, cari masa dulu, dan lain-lainnya. 

Lalu, peran kita harus bagaimana? Sedangkan masih banyak yang terjebak dalam lingkup yang tidak jelas contohnya mereka masuk kedalam organisasi tanpa tahu apa tujuan mereka. Ketika mereka bertanya hanya ada satu jawaban "ini untuk rakyat" apa? Jawaban yang tidak memuaskan! Padahal mereka yang menjawab seperti itu hanya mendapatkan perintah untuk mendapatkan kader yang sebanyak-banyaknya. Tanpa tahu maksud dari mereka. Hasilnya, banyak kader yang terjebak dalam situasi tanpa tahu apa-apa dan membuatnya terpaksa jalan maju karena perintah.

Dan itu alasan mengapa sulit memerdekakan rakyat. Seharusnya tidak ada ketertutupan dan mereka memang masuk karena tekad atau kemauan mereka bukan karena ranjau dan sebuah ketertutupan dengan alasan 'agar mereka tahu apa maksud sebenarnya dan tujuan organisasi dengan sendirinya'. Menurutku itu salah meskipun baik, agar mereka menghargai proses. Tapi, proses yang bagaimana itu perlu dipertanyakan. Harus ada tujuan yang jelas dan pasti bukan hanya sebuah perkataan mandul. Sehingga, mereka benar benar masuk dan berakhir untuk rakyat. Sudahlah, pembicaraan ini tidak akan ada habisnya. Rubah diri sendiri sebelum merubah orang lain. Agar kita bisa bersama sama membela rakyat bukan untuk keuntungan pribadi atau dianggap sebagai pahlawan yang hebat serta perlu dihormati. Karena yang perlu dihormati adalah Sang Saka Merah Putih.

Penulis : Sema Karunia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Pramuka Di Era Modern

FUNGSI, PERAN, DAN MENGIDENTIFIKASI PERAN KEPEMIMPINAN DARI BERBAGAI DIMENSI

REVIEW FILM “DANCING IN THE RAIN”