Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Bhineka Bukan Ucapan di Mulut, Namun Bhineka di Hati

Gambar
            Kebhinekaan merupakan kenyataan yang tidak bisa dibantah akan eksistensinya. Kebhinekaan telah dimaknai rakyat melalui multikulturalisme yang berdasarkan spiritualitas. Perbedaan etnik, suku, ras, agama tidak jauh dari sejarah terbentuknya Bhineka Tunggal Ika pemersatu rakyat. Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan yang diambil oleh Mpu Tantular dari konsep teologi Hindu yang berbunyi Bhina Ika Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mengrawa yang artinya, berbeda beda Dia, tapi satu adanya tak ada ajaran yang menduakannya. Dalam hal ini semboyan Bhineka Tunggal Ika dijadikan pedoman guna merangkul keberagaman yang terdapat di Negara kita Indonesia. Bhinneka pun dimasukkan kedalam salah satu pilar kebangsaan ( UUD 1945, Pancasila, dan NKRI ) . Keempat pilar ini dilahirkan dalam rangka memajukan Indonesia yang lebih baik. Selain itu, Bhineka merupakan hal yang penting yang tidak hanya diucapkan di mulut saja namun harus dimaknai dengan hati. Di era modern ini bhineka terasa