Kotaku Kotak Katak Kata



Oleh : Sema Karunia
Semarang, 9 Desember 2017 LBH APIK bersama dengan jaringan mengadakan acara Solidaritas Kaum Marginal “Makan bersama para pemulung” di Jl. Kolonel Sugiono Semarang turut mengundang Prof. Agnes Widanti dan Bu Krisseptiani Hendrar Prihadi (tidak dapat hadir karena sedang menghadiri acara lain). Bukan mengenai soal berita acara yang akan aku bahas namun, mengenai kemiskinan, harapan, dan entahlah.

Jujur saja aku sering melewati tempat seperti ini. Pemukiman kumuh yang jauh dari kata indah. Tapi, mereka tidak mengenal kotor. Kotor bagi mereka adalah kelaparan. Aku disana terpatung tak bisa berbuat apa-apa hanya, berpura-pura tersenyum untuk menghindari dari rasa jijik dan ketidakpercayaan. Semiriskah itu kotaku?

Melihat mereka makan (Nasi,Ayam Goreng,Sayur lodeh,Teh hangat,Air mineral,Roti, dan Buah pisang) dengan lahap dan penuh irama disetiap suapnya. Menjadikan hatiku semakin teriris dan malu. Bagaimana tidak? Aku yang sering memakan berbagai jenis olahan ayam saja masih mengeluh dan mengumpat. Tapi, mereka tidak! 

Namun, hal yang membuatku terasa sangat bodoh adalah tatapan mata mereka yang mengartikan sebuah perjuangan dan harapan. Ya, perjuangan untuk lolos dari mesin kemiskinan dan harapan yang entah akan tercapai atau tidak.

Mata mereka tidak ada kebohongan. Dan satu, aku melihat ada rasa takut disana yang sangat sulit kuartikan dalam kata-kata. Ketakutan itu begitu kuat dan terpancar melalui jiwa mereka. Aku tahu mereka memang terbiasa hidup dalam kekerasan tapi, bukan ketakutan mengenai itu. Entahlah, aku rasanya ingin marah tapi kepada siapa? 

Aku hanya ingin mengakhiri tulisan ini dengan sebuah pertanyaan. Hey, kau yang katanya agent of change konstribusi apa yang akan kamu berikan jika, kau masih sibuk dengan perebutan posisi dalam politik kampus?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Pramuka Di Era Modern

FUNGSI, PERAN, DAN MENGIDENTIFIKASI PERAN KEPEMIMPINAN DARI BERBAGAI DIMENSI

REVIEW FILM “DANCING IN THE RAIN”