Pentingnya Pramuka Di Era Modern
Ini merupakan hasil makalah dalam LKTI Tingkat Kota Semarang Lagasakti dan mendapatkan juara 2
PENTINGNYA PRAMUKA DI ERA MODERN
“MERINTIS KEMBALI KECINTAAN PEMUDA
“MERINTIS KEMBALI KECINTAAN PEMUDA
PADA GERAKAN PRAMUKA”
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi syarat penulisan makalah yang bertemakan
“Pendidikan Karakter Pramuka”
Disusun Oleh :
Sema Karunia
NIS 13141379
Jl.Untung Suropati,Semarang Telp.(024)7605977
SMA N 7 SEMARANG
2015
ABSTRAK
Kata
kunci : menumbuhkan sikap antusiasisme dan menghilangkan
rasa bosan terhadap Pramuka.
Penelitian tentang
“Pentingnya Pramuka Di Era Modern Merintis Kembali Kecintaan Pemuda Pada Gerakan Pramuka” bertujuan memberikan
semangat baru terhadap kaum muda – mudi kini, yang beranggapan pramuka adalah
kegiatan yang sangat membosankan dan tidak memiliki daya tarik.
Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,
pengumpulan data riset atau penelitian, dan membaca literatur - literatur. Menurut Andersen
(1980:23) ada dua
metode yang dapat
digunakan untuk mengukur ranah
afektif, yaitu metode
observasi dan metode
laporan diri. Penggunaan metode
observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karakteristik afektif dapat dilihat
dari perilaku atau perbuatan
yang ditampilkan, reaksi
psikologi, atau keduanya.
Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif
seseorang adalah dirinya sendiri.
Namun, hal ini menuntut
kejujuran dalam mengungkap
karakteristik afektif diri
sendiri.
Dari hasil survey yang dilakukan 65.67% mengatakan bahwa pramuka merupakan kegiatan
yang sangat membosankan dan 34.33% mengatakan pramuka merupakan kegiatan yang
menyenangkan serta memberikan dampak positif bagi kehidupan sehari – hari.
Berdasarkan kenyataan yang diperoleh, maka anggota
Pramuka yang bersangkutan harus berusaha untuk menumbuhkan sikap antusiasisme
kaum pemuda terhadap dunia kepramukaan. Sedangkan, Pramuka bermanfaat membentuk
karakter pemuda masa kini. Kemudian
bentuk dari psikologi pemuda terhadap Pramuka adalah ada yang berpendapat
positif dan negatif.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
merupakat syarat lomba karya tulis ilmiah.
Dalam menyusun makalah ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih kepada :
1.
Kak Ari
Setyawan, S.Pd selaku pembina pramuka SMA N 7 Semarang yang telah memberikan
ilmu mengenai kepramukaan.
2.
Kak Duratun
Nasekhah, S.Pd selaku pembina pramuka SMA N 7 Semarang yang telah memberikan
ilmu mengenai kepramukaan.
3.
Kak Rifa
Irwan Suni, S.Pd selaku wakil pembina pramuka SMA N 7 Semarang yang telah
memberikan saran dan kritik dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
4.
Kak Ma’ruf
Agung W. Sebagai pembimbing dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
5.
Kelas X MIA 6
dan XI MIA 4 SMA N 7 Semarang atas partisipasi dan kerjasamanya.
6.
Teman – teman
Ambalan Dwi Dahana SMA N 7 Semarang yang telah memberi motivasi dan semangat
dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
7.
Bapak dan Kakakku
tercinta yang senantiasa mendukung dan menemani dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini.
Harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Kritik dan saran diharapkan dari pembaca untuk perbaikan
penulisan kedepannya.
Semarang, 5 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ......................................................................................... i
ABSTRAK
.......................................................................................................... ii
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR
ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 1
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 1
F. Sistematika Penulisan........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
A. Landasan Teori.................................................................................... 3
B. Kerangka Berfikir................................................................................ 6
BAB III METODE
PENULISAN
A. Prosedur Pengumpulan Data Atau Informasi...................................... 7
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.................................................................................... 9
B. Temuan................................................................................................ 11
C. Ide Pengembangan.............................................................................. 13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18
LAPORAN HASIL PENELITIAN ................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Ekstrakurikuler
Pramuka saat ini tidak begitu digemari
kota – kota besar khususnya bagi siswa - siswa. Namun, di pedesaan ekstra ini tetap menjadi
pilihan utama. Mengapa demikian ? Beruntung ditahun pelajaran 2013/2014 ini
Pramuka dimasukan sebagai ekstra wajib di Kurikulum 2013 meskipun masih
percobaan. Dan mewajibkan setiap siswa – siswinya untuk menjadi anggota
pramuka.
Keengganan siswa – siswi di kota besar bisa
dipahami, mereka beraanggapan bahwa pramuka merupakan hal yang membosankan.
Hanya materi baris – berbaris, tali temali, semaphore, sandi maupun morse. Menurut mereka semaphore, sandi, maupun morse
sudah ketinggalan zaman karena sudah ada handphone yang tak perlu repot untuk melakukan hal
seperti itu. Sedangkan tali temali sudah digantikan dengan paku dan sekrup yang
dapat memperkokoh kayu, bambu, dan besi.
Kemalasan mereka pun bertambah untuk mengikuti
kegiatan pramuka yang lagi dan lagi upacara dan materi – materi itu saja.
Sehingga, mereka mulai merasa bosan dan
menganggap sudah mendapatkannya waktu duduk di Sekolah Dasar.
B.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penilitian ini adalah :
1.
Apa penyebab timbulnya
rasa bosan terhadap pramuka ?
2.
Apa yang
menjadi daya tarik pramuka dalam era modern ?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penilitian ini untuk mengetahui :
1.
Penyebab timbulnya
rasa bosan terhadap pramuka.
2.
Daya tarik
pramuka dalam era modern.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1.
Penulis
Untuk
mengetahui lebih dalam pramuka di era modern.
2.
Pembaca
Agar dapat menumbuhkan sikap antusiasisme
terhadap dunia kepramukaan dan tidak menganggap bahwa pramuka merupakan
kegiatan yang membosankan.
3.
Peneliti Selanjutnya
Dapat memperbaiki dan mengembangkan
tulisan ini menjadi lebih baik.
E.
Sistematika Penulisan
·
Cover
·
Abstrak
·
Kata Pengantar
·
Daftar Isi
·
BAB I PENDAHULUAN
(Latar belakang, Rumusan
masalah, Tujuan, Manfaat, dan Sistematika penulisan)
·
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
(Landasan
teori dan kerangka berfikir)
·
BAB III METODE PENULISAN
(Prosedur
pengumpulan data atau informasi)
·
BAB IV PEMBAHASAN
(Hasil kajian, ide
pengembangan yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan)
·
BAB V PENUTUP
(Simpulan
dan saran)
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1.
Sejarah Singkat Kepramukaan di Indonesia
Sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dengan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Gagasan Boden Powell
yang membentuk kepramukaan menyebar keberbagai negara termasuk Belanda. Di negeri jajahannya
Indonesia, Belanda mendirikan organisasi kepramukaan yang dikenal dengan
istilah NIPV (Netherland Indische Padvinder Vereniging) namun, hanya
dikhususkan untuk anak – anak Belanda.
Melihat hal tersebut tokoh – tokoh Indonesia
membentuk organisasi kepramukaan seperti JPO (Javananse Padvinders Organizatie)
; JPP (Jong Java Padvinderij) ; SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij) dll.
karena semakin maraknya organisasi kepramukaan milik pribumi, Belanda akhirnya
membuat peraturan yang melarang menggunakan istilah Padvinder diluar organisasi
milik Belanda. Hal ini membuat KH. Agus Salim menggunakan istilah “Pandu” dan
“Kepanduan”. Setelah bergulirnya kependudukan Belanda masuklah penjajahan
Jepang. Pada waktu itu Jepang melarang kepanduan di Indonesia sehingga banyak
tokoh Pandu yang masuk Keibondan, Sheinendan, dan PETA.
Setelah masa kemerdekaan pada tanggal 28 Desember
1945 dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional yaitu Pandu Rakyat
Indonesia yang dideklarasikan di Solo, dan merupakan satu – satunya organisasi
pada waktu itu. Namun pada masa liberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi
kepanduan salah satunya IPINDO, POPPINDO dan PKPI.
Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota
kepramukaan sedunia dan tanggal 10-20 Agustus 1955 juga berhasil
menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu Jakarta. Sedangkan POPPINDO
dan PKPI bersama – sama menyambut Lady Baden Powell yang bersinggah di
Indonesia.
Pada hari Kamis, 9 Maret 1961 Presiden
mengumpulkan tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan di Istana Negara dan
meleburkan semua organisasi kepanduan menjadi “Pramuka” yang terdiri atas Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian
Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat
Desa, Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN
PRAMUKA. Kemudian pada tanggal 30 Juli 1961 disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN
PRAMUKA karena tokoh – tokoh organisasi kepanduan Indonesia menyatakan dengan
ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka.
Dan tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan
Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari, dilanjutkan penganugerahan Panji – panji
Kepramukaan dan Defile Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PRAMUKA yang diperingati hingga sekarang.
2.
Menjadikan Kegiatan Kepramukaan di Era Modern dan
Disukai Kaum Muda
Pramuka berjalan sesuai dengan perkembangan zaman
yang ada saat ini. Kegiatannya pun semakin bertambah kreatif namun masih saja
ada yang beranggapan bahwa pramuka itu kegiatan yang sangat membosankan
khususnya di era modern kini. Dalam cuplikan berita yang saya dapatkan
|
sebagai berikut, kutipan tentang kepramukaan
di era sekarang ini yang berjudul“menjadikan kegiatan kepramukaan modern dan disukai kaum muda”
terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan banyak kaula muda tidak menyukai pramuka, baik
faktor internal maupun eksternal. Faktor internal ini berasal dari kaula muda
sendiri yang kurang mengetahui manfaat kepramukaan.
Sedangkan
faktor eksternal diantaranya yaitu :
a.
Kurangnya dukungan keluarga dan teman.
b.
Banyaknya hiburan yang belum tentu memberikan
dampak positif.
c.
Kurangnya inovasi dalam pengemasan kegiatan
pramuka.
d.
Pesatnya perkembangan teknologi yang memudahkan kegiatan
sehingga membuat malas dan menurunnya daya kreatifitas.
e.
Pembina pramuka yang kurang mengerti dan menguasai
pramuka dasar.
Menurut pendapat Anton Feriyanto, S.Pd. “Untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan di atas terdapat dua komponen utama
yang dapat disinergikan, yaitu Pembina Pramuka dan pemerintah.
Pembina pramuka memiliki peran strategis dan berinteraksi langsung dengan peserta didik
sedangkan pemerintah sebagai pemegang kebijakan negara”.
Oleh karena itu guna membangkitkan gairah pemuda sebagai
seorang pembina khususnya dan anggota pramuka yang bersangkutan ada beberapa
hal yang harus dilakukan diantaranya :
a. Memberikan pemahaman akan manfaatnya pramuka.
b.
Memberikan
materi yang menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman.
c.
Memberikan
dukungan nyata berupa sarana dan prasarana.
d. Tidak memberikan materi yang sama tanpa adanya
pengembangan.
e. Penyampaian terhadap peserta yang menarik agar
tidak bosan.
Sedangkan untuk pemerintah sendiri telah membuat
undang – undang baru kepramukaan yaitu UU No. 12 Tahun 2010 tentang gerakan pramuka, dan memasukkan kegiatan pramuka kedalam kurikulum
2013 menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib
di sekolah. Keputusan ini mungkin
sangat mengutungkan bagi kita anggota pramuka sebagai sarana untuk
membangkitkan semangat pemuda terhadap pramuka. Selain itu juga sebagai payung
besar guna menyelenggarakan kegiatan kepramukaan. Semoga dengan adanya hukum
ini dapat mengembangkan minat dan daya inovasi kaula muda.
B.
Kerangka
Berfikir
BAB III
METODE PENULISAN
Penelitian ilmiah merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Azwar (2005: 2) menyatakan penelitian merupakan serangkaian
kegiatan ilmiah yang memiliki karakteristik kerja ilmiah yaitu kegiatan yang
memiliki tujuan, kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terkendali, objektif,
dan sistematik, terkendali, objektif, dan tahan uji. Metode penelitian merupakan hal yang penting
dan paling mendasar dalam merumuskan suatu penelitian. Dalam pembahasan
mengenai metode penelitian ini, penulis akan memaparkan jenis penelitian, desain
penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sample dalam penelitian,
dan teknik analisis data.
A.
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini
yang akan digunakan adalah penelitian tindakan. Menurut Arikunto (2002: 18), ”penelitian
tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau
kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang
bersangkutan”. Selanjutnya Zuriah, (2003:54) membuat sebuah kesimpulan bahwa “penelitian
tindakan menekankan kepada kegiatan (tindakan) dengan menguji cobakan suatu ide
kedalam praktek atau situasinya dalam skala mikro yang diharapkan kegiatan tersebut
mampu memperbaiki, meningkatkan kualitas dan melakukan perbaikan sosial”.
Dengan penelitian ini peneliti mengharapkan perubahan sikap para pemuda kini
terhadap Pramuka.
B.
Desain Penelitian
Penelitian ini
termasuk dalam kategori
penelitian korelasi. Menurut
Sukardi (2008:166)
Penelitian korelasi adalah
suatu penelitian yang
melibatkan tindakan pengumpulan
data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Pendekatan terhadap data penelitian dilakukan melalui
pendekatan kuantitatif. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menumbuhkan sikap antusiasisme dan
menghilangkan rasa bosan terhadap pramuka di SMA N 7 Semarang.
C.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SMA N 7 Semarang, Jl. Untung Suropati, Semarang. Waktu
penelitian ini diadakan pada bulan Febuari sampai dengan Maret 2015. Dengan
objek penelitian siswa kelas X MIA 6 dan XI MIA 4.
D.
Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA N 7 Semarang yang
berjumlah kurang lebih 700 siswa. Sedangkan yang menjadi sampel adalah siswa
kelas X MIA 6 (36 siswa) dan XI MIA 4
(31 siswa). Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
klaster.
E.
Teknik analisis data
Teknik yang digunakan
dalam mendukung pencarian data karya ilmiah adalah dengan menyebarkan berupa
daftar pendapat terhadap siswa – siswi yang menjadi sampel. Setelah data terkumpul
akan segera di kalkulasi sesuai dengan pendapat siswa – siswi. Metodologi
penelitian yang dilakukan dengan teknik wawancara.
F.
Hipotesis
Dari hasil survei
yang dilakukan disimpulkan bahwa pramuka merupakan kegiatan yang membosankan
dan tidak memiliki daya tarik. Oleh karena itu penulis bertujuan untuk
menumbuhkan kembali kecintaan pemuda terhadap pramuka.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan
dan pembahasan dari hasil penelitian. Pada sub bab hasil penelitian menjelaskan
tentang gambaran minat siswa SMAN 7 Semarang dalam mengikuti kegiatan kepramukaan dari sampel yang diambil pendapat pada kelas X MIA
6 dan XI MIA 4 Kemudian pada sub bab temuan akan mengulas hasil data dan temuan
untuk mencari pemecahan dari masalah yang timbul. Dan pada sub bab ide
pengembangan akan menjelaskan lebih dalam dari rumusan masalah dan tujuan dari
dibuatnya karya ilmiah ini.
A.
Hasil Penilitian
Hasil penelitian yang diperoleh penulis setelah
melakukan penelitian dengan teknik klaster dan wawancara. Dimana penulis
memberikan sebuah data untuk diisi oleh siswa yang menjadi sampel. Diperoleh
data sebagai berikut :
|
1.
Kelas : X
Sekolah : SMA N 7 Semarang
Hasil
data :
a.
Menyukai
pramuka : 16 siswa
b.
Tidak menukai
pramuka : 20 siswa
2.
Kelas : XI
Sekolah : SMA N 7 Semarang
Hasil
data :
a.
Menyukai
pramuka : 7 siswa
b.
Tidak
menyukai pramuka : 24 siswa
3.
Total
presentase yang didapat
a.
Menyukai pramuka :
Keterangan
:
16 : Siswa
X MIA 6
7 : Siswa
XI MIA 4
67 : Total
siswa
b.
Tidak menyukai pramuka :
Keterangan
:
20 :
Siswa X MIA 6
24 :
Siswa XI MIA 4
67 :
Total siswa
4.
Hasil
wawancara (Sampel)
Pertanyaan
:
|
Apakah anda menyukai pramuka ?
|
|
Jika iya apa alasannya dan jika
tidak apa alasannya ?
|
||
Nama
Nara Sumber
|
Pendapat
|
Alasan
|
Al
Hakim J.
|
Tidak
|
Karena acara pramuka kurang
|
menarik dan waktunya kurang
tepat.
|
||
Yusmi
Arya N.
|
Iya
|
Satu - satunya kegiatan yang
|
mengajarkan bertahan hidup di
alam bebas.
|
||
Kevin
Bodhi A.
|
Tidak
|
Kegiatannya kurang greget.
|
Septiyani
E.P.
|
Iya
|
Karena banyak teman.
|
Jadi, dari data yang
diperoleh penulis dapat diketahui bahwa siswa
yang tidak menyukai pramuka lebih besar daripada
siswa yang menyukai pramuka.
B.
Temuan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa siswa yang
tidak menyukai pramuka lebih besar daripada siswa yang menyukai pramuka. Sangat
memprihatikan minat siswa kini. Banyak berbagai alasan yang diutarakan beberapa
diantaranya adalah menyita waktu, pakaian yang dikenakan tidak nyaman, kegiatan
monoton dan kurang menarik, kegiatannya sudah sering dilakukan waktu SMP dan SD,
karena kecapekan, acara yang diadakan kurang tepat waktu pelaksanaan, dan masih
banyak lagi.
Banyak sekali koreksi yang harus dilakukan oleh kepramukaan
agar dapat menumbuhkan lagi minat dan ketertarikan siswa terhadap dunia
pramuka. Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1.
Pemerintah
Pemerintah sangat berperan besar dalam dunia
kepramukaan. Salah satu hal penting itu adalah dibuatnya Undang – Undang baru
yakni UU No. 12 Tahun 2010 tentang gerakan pramuka,
dan memasukkan kegiatan pramuka kedalam kurikulum
2013 menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib di
sekolah. Memang sekarang UU
tersebut sudah di realisasikan meskipun masih tahap percobaan tapi, ini
merupakan payung besar bagi penggerak pramuka kini dalam melaksanakan suatu
kegiatan kepramukaaan. Dalam Bab II
Pasal 4 dijelaskan sebgai berikut.
“Gerakan pramuka bertujuan untuk
membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa
dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan
Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup”.
Sudah dijelaskan dalam UU No.12
Tahun 2010 Bab II Pasal 4 tujuan dari gerakan pramuka itu sendiri. Kini tinggal
penggeraklah yang menjalankan dan melaksanakannya.
2.
Anggota
pramuka
Selain pemerintah penggerak pramuka juga memiliki
peran utama dalam meningkatkan rasa minat pemuda kini terhadap pramuka. Dari
hasil temuan penulis ada berbagai macam persoalan mengapa pramuka tidak begitu
diminati. Oleh karena itu, banyak koreksi yang harus dilakukan oleh anggota
pramuka sendiri, diantaranya :
a.
Waktu pelaksanaan
Waktu
pelaksanaan di sekolah biasanya selesai proses belajar mengajar dan itu
merupakan faktor utama yang membuat murid bosan. Oleh karena itu, waktu
pelaksanaan bisa tetap sepulang sekolah namun diberikan waktu yang cukup
panjang untuk istirahat sekitar satu jam, kedua pelaksanaan kegiatan dilakukan
maksimal 2 kali dalam 1bulan agar murid
tidak merasa bosan.
b.
Kegiatan
Dari hasil
pengamatan penulis kegiatan yang dilaksanakan memang tidak mengasyikan hanya
kegiatan itu – itu saja seperti materi PUK, sandi, morse, tali – temali, dan
permainan yang sudah sering dilakukan sejak SMP. Sebenarnya, penulis menemukan
banyak sekali kegiatan pramuka yang menyenangkan dan bermanfaat diantaranya :
1)
KIM
KIM merupakan
permainan yang ditemukan oleh bapak Boden Powell yang diambil dari ceritanya
pada buku Scouting For Boys. KIM sendiri terdiri dari berbagai macam seperti
KIM rasa, KIM cium, KIM dengar, KIM lihat. Jadi, permainan ini memiliki manfaat
untuk melati indra manusia agar lebih peka.
2)
Tali beringsut
Dimana
permainan ini dilakukan secara berkelompok untuk membenarkan tali yang sudah
tidak teratur menjadi teratur. Memang permainan ini sangat menguras emosi tapi,
disisi lain bermanfaat untuk melatih kesabaran dan kekompakan.
3)
Adrenali
Di era modern
ini kegiatan pramuka juga semakin bertambah banyak. Salah satunya kegiatan
adrenali atau kegiatan yang melatih keberanian kita seperti terjun payung,
rafting, flyingfox, mendaki gunung, panjat tebing, dan masih banyak lagi
kegiatan adrenali di pramuka.
4)
Kegiatan sosial
Kegiatan
pramuka sebenarnya tidak hanya itu – itu saja. Pramuka juga memiliki kegiatan
sosial seperti bakti sosial, penanaman seribu pohon, berbagi kasih dengan
melukis bersama, memungut sampah dijalan dan banyak lagi.
5)
Teknologi
Di pramuka
sekarang juga mengikuti perkembangan zaman. Jadi, orang – orang yang
beranggapan bahwa pramuka itu kuno sangat salah. Salah satunya kegiatan pramuka
yang menggunakan teknologi adalah TTG (Teknologi Tepat Guna) dimana kita
menciptakan suatu teknologi baru yang memiliki manfaat lebih praktis dari
sebelumnya, Karikatur menggunakan aplikasi komputer atau lebih dikenal dengan
animasi.
Jadi, pramuka itu sangat mengasyikan. Tinggal
bagaimana anggota pramuka mengemas kegiatan itu menjadi menarik dan tidak
monoton lagi.
C.
Ide Pengembangan
Pada sub bab ide pengembangan penulis akan memaparkan lebih dalam mengenai
penyebab timbulnya rasa bosan terhadap pramuka dan daya tarik pramuka di era
modern kini.
1.
Rasa bosan terhadap pramuka merupakan rasa yang
timbul oleh setiap insan manusia dan penyebabnya dapat dari internal maupun
eksternal. Penyebab dari internal, diantaranya :
a.
Sikap yang acuh dan tidak mau terbuka.
b.
Keluarga yang tidak mendukung.
c.
Pendidikan yang kurang mengenai manfaat
kepramukaan.
Sedangkan penyebab dari eksternal
adalah :
a.
Pengaruh akan pergaulan yang semakin berkembang (teknologi).
b.
Pengemasan kegiatan pramuka yang monoton.
Untuk mengatasi
rasa bosan terhadap pramuka memang cukup sulit. Ada beberapa cara bagaimana para pemuda agar dapat
tertarik kembali terhadap pramuka. Berikut beberapa tips dari penulis :
a.
Merubah pola pikir pemuda kini yang beranggapan
pramuka itu kuno dengan cara mengenalkan kembali kegiatan pramuka yang
menyenangkan.
b.
Mengikuti perkembangan zaman dengan memasukan
pramuka didalamnya.
c.
Memasukan atau mengemas materi pramuka tanpa
meninggalkan maksud dari kegiatan secara menarik seperti dengan permainan,
karena pemuda saat ini tidak terlalu menyukai kegiatan yang terlalu fokus atau
serius.
d.
Tempat yang digunakan dalam kegiatan pramuka dibuat
senyaman mungkin, agar peserta lebih nyaman dan tertarik mengikuti proses
kegiatannya.
Berikut adalah
tips yang diberikan oleh penulis untuk menjadikan pramuka sebagai kegiatan yang
menarik dan menjadikan minat untuk pemuda yang berfikir pramuka itu tidak
menyenangkan.
2.
Pramuka itu sangat menarik dan mengasyikan di era
modern ini. Hanya saja banyak yang tidak menyadari akan hal tersebut. Yang
menjadikan pramuka itu asyik dan memiliki daya tarik adalah kegiatannya yang
semakin inovatif dan mengikuti perkembangan zaman. Baik kegiatan indor maupun
outdornya semakin bertambah menarik. Berikut adalah beberapa kegiatan pramuka
yang berada di outdor :
a.
Blind walk
Tujuan permainan ini adalah untuk melatih
keseimbangan otak. Tiap-tiap peserta dalam kelompok diminta berjalan dengan
mata tertutup dan mengikuti jalur yang sudah dibuat. Dengan arahan ketua
kelompok yang berjalan paling belakang.
b.
Telur sakti
Dimana permainan ini bertujuan melatih kekompakan
dan kesabaran. Cara bermainnya adalah peserta harus menaruh telur ketanah dan
tidak boleh pecah dengan menggunakan rafia.
c.
Rafting
Adalah kegiatan yang dilakukan di sungai yang
memiliki aliran deras. Tujuannya adalah untuk melatih keberanian dan
kekompakan.
Masih banyak
lagi kegiatan outdoor yang begitu menyenangkan dan menarik didalam pramuka. Selain
kegiatan outdor adapula kegiatan indor seperti :
a.
Pindah Kursi
Dimana permainan ini berpacu sesuai dengan aba –
aba dan kriteria yang ditunjuk kemudian peserta yang menempati kursi harus
berpindah sesuai dengan perintah yang mendapatkan sesuai kriteria.
b.
Do you love me ?
Permainan ini melati kejujuran, dengan cara peserta
membentuk lingkaran. Jika, peserta ditengah lingkaran berkata “Do you love me?”
peserta boleh menjawab “Ya” atau “Tidak”. Kemudian peserta yang menjawab “Ya”
harus berpindah posisi dan yang ditengah juga mencari tempat kosong untuk
menggantikannya begitupun sebaliknya.
c.
Menjahit manusia
Permainan ini dilakukan dengan cara mengikatkan
tali rafia ke spidol kemudian dimasukan kelengan baju dan sampai keluar melalui celana maupun rok.
d.
Riddle
Permainan yang mengasah otak dengan cara peserta
diberikan soal dan soal tidak boleh diulang. Peserta segera menjawab pertanyaan
dan mengumpulkan point sebanyak – banyaknya.
Jadi, pramuka
itu sangat menarik dan tidak membosankan. Terlihat dari pemaparan dan penemuan
penulis.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi, yang menjadikan faktor utama dari ketertidaktarikan kaum pemuda kini terhadap
pramuka adalah rasa bosan sendiri yang muncul dari internal maupun eksternal.
Untuk mengatasi itu semua, yang menjadikan tumpuan adalah pemerintah, sekolah,
dan anggota pramuka itu sendiri.
Sedangkan, yang menjadikan pramuka memiliki daya tarik di era modern kini
adalah kegiatannya yang beragam dan inovatif serta mengikuti perkembangan
zaman.
B.
Saran
Sebagai pemuda kini kita harus mencintai dan mengembangkan pramuka. Karena,
pramuka memiliki nilai juang yang sama dengan perjuangan bangsa Indonesia itu
sendiri. Selain itu, pramuka juga memberikan banyak nilai positif bagi
kehidupan para pemuda kini.
Untuk meningkatkan ketertarikan pemuda terhadap pramuka dapat dilakukan
dengan cara membuat kegiatan menjadi lebih menarik, variatif, dan edukatif
sehingga dapat menumbuhkan karakter pemuda menjadi lebih baik dan bermanfaat
bagi negara.
DAFTAR PUSTAKA
Feriyanto,
Anton. (2013). Menjadikan Kegiatan
Kepramukaan Modern Dan Disukai Kaum Muda. Jakarta : Kompasiana.com
Hariyanti,
Nastiti. (2013). Penerapan
Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Menunjang Disiplin Belajar Siswa Kelas Tinggi Di
SDN Pontianak Tenggara. Pontianak : Universitas Tanjungpura Pontianak
Sukmono,
Dewi Kartika. (2014). Makalah
Tentang Kepramukaan. Jakarta : Wordpress.com
______, Undang
– Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010. Jakarta : Kementerian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Komentar