Merubah Kiblat Kartini Kini
Juara 2 LKTI Sejarah Tingkat Nasional Provinsi Jawa Tengah
MERUBAH KIBLAT KARTINI KINI
TULISAN
INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI SYARAT
PENULISAN
KARYA ILMIAH YANG BERTEMAKAN “R.A. KARTINI”
Disusun Oleh :
SEMA KARUNIA
NISN 9981136783
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 SEMARANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Disahkan
Pada Tanggal :
Rabu,
19 Mei 2015
Mengetahui,
S. Panca Mulyadi S.Pd., M.Pd. Rifa Irwan Sani, S.Pd
NIP 19630627 198803 1
005
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada kehadirat Tuhan
YME yang telah memnerikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
yang berjudul “Merubah Kiblat Kartini Kini”.
Makalah ini berisikan tentang bagaimana wanita kini dapat mempertahankan dirinya sebagai sosok Kartini.Diharapkan makalah ini dapat memberi informasi kepada kita semua tentang perjuangan seorangwanita
yang pemberani.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaa nmakalah ini. Akhir
kata, saya sampaikan terimakasih dan semoga Tuhan
YME senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.
Semarang, 19Mei
2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi iv
BAB I
A.
Latar
Belakang ................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................................... 1
C.
Tujuan................................................................................................................. 2
D.
Manfaat .............................................................................................................. 2
BAB II
A.
Sejarah Singkat R.A. Kartini.............................................................................. 3
B.
Kondisi Wanita Zaman R.A.
Kartini..................................................................
6
C.
Perjuangan Yang dilakukan R.A.
Kartini........................................................... 6
D.
Kondisi Wanita Saat Ini......................................................................................
8
E.
Mengembalikan Kembali Kiblat Wanita Kini.....................................................
9
BAB III
A. Simpulan ............................................................................................................ 13
B. Saran .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15
LAMPIRAN.............................................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada
saat ini 30% persentase anggota dewan adalah perempuan dalam lembaga Legislatifhal
ini merupakan bentuk dari hasil perjuangan Kartini memperjuangkan hak hak kaum
wanita. Namun, sayangnya perjuangan Kartini tidak diimbangi oleh kaum muda
perempuan bangsa Indonesia pada saat ini. Banyak anak perempuan yang tidak
cerdas menempatkan dirinya dalam memilih sebuah komunitas. Kaum perempuan yang
selayaknya mendapat kehormatan atas pemosisian dirinya malah bangga mendapat
sebutan anak gaul. Kategori anak gaul yang dimaksud adalah pergaulan tanpa
sekat dengan anak laki laki sehingga merusak kehormatan seorang perempuan.
Hal ini
sangat berlawanan dengan kondisi yang Kartini alami kala itu. Perempuan yang
dulu begitu peka melihat kondisi kodratnya yang hanya bisa pasrah dan menerima.
Lalu ia upayakan perjuangan untuk membantu seluruh kaum perempuan. Namun
ironinya, perempuan kini malah terlena dan membudayakan budaya barat yang tidak
mencerminkan budaya ketimuran yang akhirnya membuat martabat dirinya sendiri
menjadi rendah.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam karya
ilmiah ini adalah :
1.
Apa yang menjadikan wanita kini
terjerumus oleh dunia keBaratan ?
2.
Bagaimana mengembalikan kiblat wanita
kini ?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan memberi gambaran kepada penulis dan pembaca mengenai:
1.
Hal yang menjadikan wanita kini
terjerumus oleh dunia kebaratan.
2.
Mengembalikan kembali kiblat wanita
kini.
D.
Manfaat
Makalah
ini bermanfaat untuk memberikan wawasan bagi pembaca, penulis, dan peneliti
selanjutnya dalam menghadapi kondisi wanita saat ini untuk menjadi lebih baik
dan bisa menjunjung wanita Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Singkat R.A. Kartini
Banyak
orang yang kagum terhadap R.A. Kartini. Hal tersebut dikarenakan wanita yang
satu ini memiliki banyak sekali pembaharuan pada zaman itu. Wanita ini lahir
pada tahun 1879 di Jepara dan meninggal pada tahun 1904 di kota Rembang. Sangat
disayangkan jika wanita yang sangat cerdas ini harus meninggal pada usia yang
sangat muda yaitu 25 tahun.
Pada tanggal
12 November 1903 Kartini menikah dengan Bupati RembangK.R.M. Adipati Ario
Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Sangat
disayangkan pernikahan Kartini akibat desakan dari orang tua. Banyak orang yang
memperkirakan pada saat Kartini menikah masih ingin hidup bebas. Untuk membuat
orang tua menjadi bangga, wanita ini lebih baik mengikuti keinginan orang tua.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13
September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal
pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Tapi memang takdir berkehendak lain dimana setelah menikah Kartini harus di
panggil oleh Yang Maha Kuasa.
Raden
Adjeng Kartini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri
Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri
pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari
Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur,
Jepara.
Ayah
Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu
itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A.
Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden
Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan
itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan
ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini
adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara
sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario
Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini,
Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12
tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di
sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun,
ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena
Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan
menulis surat kepada teman-teman korespondesi yang berasal dari Belanda. Salah
satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran,
dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa.
Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa
perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini
banyak membaca surat kabar Semarang De
Locomotief yang diasuh Pieter
Brooshooft, ia juga menerima leestrommel
(paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya
terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada
majalah wanita Belanda De Hollandsche
Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat
di De Hollandsche Lelie. Dari
surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil
membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan
atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi
wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar
memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan
yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20,
terdapat judul Max Havelar dan Surat-Surat Cinta karya Multaluli, yang pada
November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian
karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang
saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman
anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata).
Semuanya berbahasa Belanda.
Berkat
kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di
Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun,
Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”.
Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik
Etis.
B.
Kondisi Wanita Zaman R.A. Kartini
Wanita, kata yang tak asing kita dengar dan dapat dilihat
dalam kehidupan sehari hari. Baik dalam kehidupan rumah tangga, bisnis, anggota
legislatif bahkan sebagai seorang pemimpin pun pernah kita rasakan. Tapi, siapa
sangka untuk mencapai suatu prestasi yang gemilang ini wanita harus dikucilkan
dan dinomor duakan.
Sejak dulu laki - laki adalah kaum yang diprioritaskan
daripada kaum wanita karena mereka beranggapan bahwa kemampuan kaum laki - laki
lebih unggul dibandingkan kaum wanita yang identik lemah. Sedangkan perempuan
hanya dianggap sebagai pelengkap kehidupan semata, yang hanya sebagai budak
yang jarus menurut kata suami dan diam di dapur tanpa pernah didengar
aspirasinya, pernyataannya maupun ide idenya.
Sehingga menyebabkan mereka
terkurung dan terkucilkan dari dunia luar dan harus menyia nyiakan masa sekolah
mereka untuk memenuhi kodrat mereka sebagai seorang wanita, yang diartikan
masyarakat dulu sebagai budak suami. Mereka hanya membantu ibu dalam urusan
rumah tanpa mengetahui bagaimana cara membaca dan menulis yang dipelajari oleh
kaum laki - laki. Bahkan mereka tidak mengetahui bagaimanakah keadaan dunia
luar yang menunggu mereka dan permasalahan - permasalahan yang mungkin saja dapat
terpecahkan oleh ide - ide wanita - wanita cerdas tapi, hanya dianggap sebelah
mata oleh kaum lelaki ini.
C. Perjuangan Yang dilakukan R.A. Kartini
R.A. Kartini merupakan seorang wanita yang cerdas dan berpikiran lebih maju
dalam menuntut persamaan derajat. Seorang wanita yang gigih memperjuangkan hak
– hak kaumnya yang ingin disejajarkan dengan laki – laki dalam kemampuan
berpikir maupun ide yang dicetuskan. Yang menginginkan aspirasinya didengar dan
tidak dipandang sebelah mata dan ingin menjadi prioritas utama layaknya kaum
lelaki.
Namun perjuangan yang dilalui R.A. Kartini tidaklah mudah ia harus jatuh
bangun untuk mengangkat kaumnya dari keterpurukan dan hinaan, bahkan untuk
sekolah ia harus mengiba kepada kedua orangtuanya agar diperbolehkan. Itu saja
belum selesai saat duduk di bangku sekolah ia sering membagi ilmunya dengan
wanita – wanita lain di kampungnya baik tua maupun muda. Ia selalu berbagi
kepada kaumnya agar mereka tidak berpikir monoton dan klasik seperti nenek
moyang mereka.
Tidak hanya berbagi ilmu Kartini juga mempelajari bahasa Belanda karena di
zamannya untuk membuka gerbang dunia luar maupun Internasional ia harus
menguasainya. Karena ketekunannya Kartini dapat menguasai untuk memperkaya
ilmunya Kartini menyempatkan membaca koran dan majalah baik dari Indonesia
maupun bahasa asing. Berkat kegemarannya dalam membaca Kartini dapat menjalin komunikasi dengan wanita-wanita
yang telah berpikiran cerdas dan memperoleh kesempatan unutuk menyampaikan aspirasi maupun pendapatnya tanpa harus dihina maupun dikucilkan.
Kartini juga menceritakan bagaimana inginnyai merubah nasib kaumnya. Dengan keuletannya Kartini juga mulai menemukan cara-cara untuk memperjuangkan hak-hak kaumnya tanpa menggunakan kekerasan. Hal ini dibuktikan dengan adanya usaha-usaha dan program-program nyata yang telah dilakukan Kartini, misalnya dengan membangun sekolah gratis bagi wanita yang terusia lakukan hingga akhir hidupnya.
D. Kondisi Wanita Saat Ini
Sangat disayangkan perjuangan
Kartini menjadi sia – sia melihat kondisi saat ini wanita terlalu percaya diri
dan dinamis, bahkan mereka memilih motto untuk mengalahkan laki – laki. Wanita
sekarang cenderung menyalahkan hak – hak mereka sehingga timbul semboyan suami
– suami takut istri.
Tidak hanya itu saja wanita
sekarang lebih mengikuti budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya timur.
Dalam pendidikan Barat , ilmu tidak lahir dari pandangan agama tertentu
melainkan bebas. Menurut Iqbal (2010) dalam al-Attas , ada lima faktor yang
menjiwai budaya dan peradaban barat :
1. Menggunakan akal untuk membimbing
kehiduan manusia.
2. Bersikap dualitas terhadap
relitas dan kebenaran.
3. Menegaskan aspek eksistensi yang
memproyeksi pandangan hidup sekuler.
4. Menggunakan doktrin humanisme.
5. Menjadikan drama dan tragedi
sebagai unsur – unsur yang dominan dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan.
Sedangkan karakteristik
pendidikan Timur menurut Azra (1999) yaitu :
1. Penguasaan ilmu pengetahuan.
2. Pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Penekanan pada nilai – nilai
akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
4. Penguasaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
5. Penyesuaian terhadap perkembangan
anak.
6. Pengembangan pribadi.
7. Penekanan pada amal saleh dan
tanggung jawab.
Menurut Megantoro (2009) dalam
tulisannya tentang sistem pendidikan Barat dan Timur menyatakan bahwa perbedaan
dari kedua sistem pendidikan ini adalah :
1. Pendidikan Timur menggunakan guru
kelas sebagai pusat dan otoritas.
2. Pendidikan Barat lebih banyak
berpartisipasi dalam kelas. Namun lebih berpacu kedalam matearilisme,
idealisme, sekularisme, dan rasionalisme.
Hal ini tentu saja berpengaruh
terhadap wanita saat ini banyak wanita yang hidup terlalu bebas. Bebas yang
dimaksud adalah hidup tanpa aturan moral dan agama. Mereka hanya mementingkan
materi untuk memenuhi kehidupan. Banyak wanita saat ini terjerumus oleh lubang
hitam dunia. Namun, tidak semuanya berperilaku seperti tersebut ada beberapa
wanita yang menjadi sosok kartini di dunia malam. Mereka berjuang untuk
keluarga yang menunggu dirumah guna sesuap nasi.
E.
Mengembalikan
Kembali Kiblat Wanita Kini
Mengikuti
arus kemajuan dan sebaliknya membelakangi Barat adalah kolot, kuno, dan
tradisional. Sehingga menyebabkan wanita kini takut kena cap ini. Dan inilah
yang memunculkan banyak akses sosial media menampilkan gaya hidup Barat dengan
menelan pil Barat bulat – bulat. Mereka betul – betul menjadi wanita modern
dalam pengertian yang mereka buat sendiri dengan meninggalkan adat kebiasaan
lama.
Kebejadan
moral melanda generasi muda. Tak terelakan, para orang tua yang dulu paling
getol mengkapanyekan nilai – nilai Barat juga ikut khawatir nasib anak –
anaknya. Mereka tidak bisa menerima sepenuhnya pergaulan bebas, kumpul kebo,
rok mini, free sex, pengguguran
kandungan, dan adegan panas lainnya, yang merupakan akibat dari diberlakukannya
budaya Barat yang individualistis dan liberal.
Terus
bagaimana kita mengembalikan kiblat wanita melalui etika ketimuran untuk
menetralisir hal – hal yang dipandang buruk. Bukankah mereka masih terikat akan
adat gotong royong, tenggang rasa, sopan santun, dan nilai luhur lainnya ?
Oleh
karena itu, Kartini ditampilkan sebagai sosok wanita Timur yang maju dan
modern. Setelah beberapa orang menggali mengenai surat – surat yang dikirimkan
Kartini mereka mengetahui bahwa Kartini justru memberontak terhadap nilai –
nilai ketimuran. Ia menentang ajaran para bangsawan dan kaum ningrat yang
bermotto Jawa : Surga nuntut neraka katut (Surga atau Neraka tergantung suami). Ini merupakan salah satu contoh
ekstrem ajaran ketimuran. Jadi, baik ajaran Timur dan Barat semuanya memiliki
dampak yang ekstrem.
Cara
pandang islam terhadap wanita memang beda dengan ajaran Timur dan Barat. Barat
memandang pria dan wanita adalah sama, yang punya hak tidak berbeda. Sedangkan
ajaran Timur melihat wanita hanya sebagai pemuas kebutuhan pria. Wanita tidak
lebih dari binatang piaraan yang sewaktu – waktu dapat dilepas atau dikurung
sesuai dengan kebutuhan majikan.
Islam
itu tidak Barat tidak Timur. Islam punya konsep sendiri mengenai wanita. Dalam
firmannya Allah mengatakan : “Mereka
(kaum wanita) itu pakaianmu, (sebaliknya) engkau (kaum lelaki) adalah pakaian
mereka.”(QS. AL-Baqarah:187).
Jadi,
untuk mengembalikan kiblat wanita sekarang dapat dilakukan dengan ajaran agama
selain itu dapat dilakukan melalui media massa yang kita pelototi setiap waktu.
Televisi, majalah, tabloid, koran, bahkan media sosial. Tapi hal yang paling
utama untuk mengubah kiblat wanita kini adalah bagaimana cara merubah pola
pikir mereka ?
Ada
beberapa cara mengubah pola pikir wanita kini untuk mengembalikan kiblat wanita
sesungguhnya, yaitu :
1.
Metode NLP (Neuro Linguistic Programming) : Suatu cara untuk menyaring berbagai
pengalaman atau hal – hal yang kita hadapi dalam kehidupan sehari – hari melalui
lima indera. Contohnya saat wanita mengalami masalah mereka bisa berbagi dengan
psikater atau teman terdekat.
2.
Kontemplasi : Dengan cara perenungan
diri. Hal ini sering kita lakukan tanpa disadari sebagai contoh saat kita
melakukan ibadah kita merenungkan hal apa yang sudah kita lakukan dan apakah
berdampak buruk atau tidak.
3.
Membangun konsep diri (Self Concept) : Semua persepsi mengenai
diri kita baik aspek fisik, sosial, dan psikologis. Hal – hal yang mempengaruhi
konsep diri adalah cita – cita, citra diri, dan harga diri. Misal, sebagai
seorang wanita tentunya membuat benteng pertahanan bagaimana caranya untuk
mempertahankan diri agar tidak terjebak kedalam lubang hitam.
4.
Pemetaan pikiran (Mind Mapping) : Metode untuk membuat catatan untuk berpikir.
Seperti sebelum kita melakukan suatu pekerjaan tentunya membuat konsep atau
rancangan kerja agar dapat meminimalisasikan dampak yang akan terjadi.
5.
Pengetahuan hipnotis : eksplorasi alam
sadar kita untuk memberikan pencerahan mengenai cara pandang hidup kita.
Seperti acara tayangan di televisi contoh uya
juga kuyadi acara tersebut Uya Kuya melakukan suatu hipnotis kepada
pasiennya untuk menggali informasi yang terpendam. Sementara pasien masih
berada di bawah alam bawah sadar pasien dapat diberikan masukan positif agar
hidupnya tidak terjebak kelubang hitam.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
R.A.
Kartini merupakan sosok wanita yang berpengaruh pada masanya hingga kini.
Kartini dijadikan sebagai kiblat wanita kini yang dianggap sebagai wanita
berbudaya Timur yang modern dan maju. Namun, tidak disangka Kartini malah
menentang budaya Timur dimana budaya yang menganggap wanita sebagai pemuas kaum
lelaki.
Oleh
karena itu budaya Barat pun berkembang pesat termasuk di Indonesia. Namun masyarakat
khususnya kaum wanita malah menelan mentah – mentah pil Barat tersebut.
Sehingga banyak terjadi penyimpangan baik itu pergaulan bebas,kumpul kebo, rok
mini, free sex, pengguguran
kandungan, dan adegan panas lainnya, yang merupakan akibat dari diberlakukannya
budaya Barat yang individualistis dan liberal.
Hal ini
membuat kaum muda kini berusaha mengembalikan kiblat wanita dengan melalui
pendidikan agama dan mengubah pola pikir wanita kini. Salah satu agama yang
dapat mengubah wanita adalah agama Islam dimana mengajarkan bahwa wanita maupun
laki – laki saling menutupi. Dan merubah pola pikir mereka melalui beberapa
cara diantaranya metode NLP, kontemplasi, self
concept, pemetaan pikiran, dan pengetahuan hipnotis. Tidak hanya itu saja
untuk mengubah kiblat wanita juga harus didukung dengan tayangan baik itu di
televisi, majalah, tabloid, koran, bahkan media sosial. Tapi, hal yang paling
utama tetaplah pola pikir mereka.
B.
Saran
Kini
R.A. Kartini telah tiada hanya cita – cita dan perjuangannya yang telah kita
nikmati, kemajuan yang dialami wanita Indonesia tak lepas dari perjuangannya.
Kini wanita harus pandai memilah budaya yang masuk ke Indonesia bukannya
menelan mentah – mentah budaya yang ada. Agar wanita kini dapat kembali ke
kiblatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriani, Riska (2011). Wanita Dulu
Dan Sekarang. Akirasnasa : Probolinggo.
Azra, A (1999). Esai – Esai
Intelektual Muslim Dan Pendidikan Islam. PT. Logos wacana Ilmu : Jakarta.
Iqbal, M (2010). Perbandingan
Karakteristik Pendidikan Barat Dan Timur. Final Comparative Education.
Susiana, MA (2010). Regulasi Sistem
Pendidikan Timur.Suhardihardian.blogspot.com
______.2002. Merubah Kiblat Wanita.
http://www.dudung.net
Komentar